Dalam dunia bisnis, Anda tentu pernah mendengar akumulasi penyusutan pada istilah akuntansi. Penyusutan sendiri merupakan penurunan nilai dari aktivitas tetap karena pemakaian tertentu. Dalam praktiknya penghitungannya dilakukan manual dengan beberapa metode. Dan berikut cara menghitung penyusutan peralatan kantor yang perlu diketahui.
A. Pengertian Penyusutan
Penyusutan atau yang dikenal dengan Depresiasi adalah biaya penyusutan suatu aset dalam titik tertentu dalam suatu akumulasi biaya dalam waktu tertentu.
Bisa dikatakan jika penyusutan merupakan hal yang bisa mengubah biaya asli aset tetap. Misalnya seperti mesin produksi, alat kerja ataupun gedung pabrik yang menjadi beban dalam masa manfaat yang diharapkan.
Depresiasi umumnya akan mempengaruhi nilai sebuah perusahaan, dikarenakan adanya akumulasi depresiasi pada setiap aset. Dan hal ini dapat mengurangi nilai buku yang ada pada neraca.
Beban penyusutan juga akan mempengaruhi laba bersih, mengingat dianggap beban biaya atau pengeluaran dalam laporan keuangan nantinya.
B. Faktor yang Mempengaruhi Penyusutan
- Umur Ekonomis
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi penyusutan salah satunya umur ekonomis. Tentu hal ini harus diketahui sebelum tahu cara menghitung penyusutan peralatan kantor.
Faktor umur aktiva ini dihitung hingga nilai kegunaannya sampai nol atau diputuskan dijual perusahaan. Umur ekonomis tentu bervariasi tergantung dari jenis dari bulanan sampai tahunan.
- Harga Perolehan Aset
Faktor selanjutnya yakni harga perolehan aset atau Acquisition Cost baik dalam kondisi masih baru ataupun bekas. Sebelum menghitung depresiasi memang harus mengetahui harga aktiva yang dimiliki perusahaan.
Harga perolehan inilah yang nantinya menjadi dasar untuk menghitung depresiasi nilai aktiva dalam periode tertentu.
- Nilai Residu
Nilai residu atau nilai aktiva setelah dikurangi dari jumlah depresiasi pada tiap periode. Menjadi faktor terakhir yang juga penting untuk proses penyusutan aktiva tetap.
Nilai residu juga bisa dikatakan sebagai nilai akhir aset setelah dikurangi kualitas atau kerusakan, sampai nominalnya 0 atau tidak digunakan lagi.
Baca Juga: Begini Syarat dan Cara Mendirikan Perusahaan (PT) di Indonesia
C. Metode Untuk hitung Penyusutan
- Metode Garis Lurus
Ada beberapa metode dalam cara menghitung penyusutan peralatan kantor, seperti metode garis lurus.
Menggunakan metode ini maka Anda harus menentukan lebih dahulu estimasi nilai residu aktiva pada akhir tahun pemakaian. Rumusnya (biaya perolehan aset – Nilai residu)/ Umur Ekonomis.
- Metode Saldo Menurun Ganda
Untuk metode selanjutnya bisa menggunakan saldo menurun ganda. Dibandingkan dengan metode garis lurus, menggunakan metode satu ini harus lebih hati hati.
Hal ini dikarenakan nominal penyusutan sengaja naik sampai 2x lipat. Untuk rumusnya Biaya Perolehan Aset X (presentasi depresiasi ganda).
- Penyusutan Jumlah Angka Tahun
Anda juga bisa menggunakan metode Penyusutan jumlah angka tahun. Anda harus mengetahui nilai residunya terlebih dahulu. Karena menggunakan rumus [Umur ekonomis x (biaya perolehan aset – nilai residu)] / jumlah angka tahunan.
- Penyusutan Saldo Menurun Tunggal
Karena metode menurun ganda seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi, akhirnya banyak yang menggunakan saldo menurun tunggal.
Anda bisa menggunakan metode ini dengan menggunakan rumus yang tidak jauh berbeda yakni Biaya Perolehan Aset X (presentasi depresiasi tunggal).
- Penyusutan Satuan Hasil Produksi
Cara ini juga akan membantu Anda untuk mengetahui nilai depresiasi berdasarkan produk yang berhasil dibuat. Rumus metodenya yakni (Jumlah Produksi/ Total Produksi Usia ekonomis) x (biaya perolehan – nilai residu).
D. Komponen
- Harga Perolehan
Ada beberapa komponen variabel yang akan membantu dalam perhitungan. Yang pertama yakni harga perolehan yang didapat dari pengeluaran biaya saat membeli aktiva tetap. Umumnya akan terdiri dari biaya beli dengan tambahan biaya lainnya.
- Nilai Residu
Nilai residu bisa disebut juga dengan nilai sisa penggunaan dari aktiva tetap dalam bentuk taksiran.
- Umur Ekonomis
Umur ekonomis menjadi komponen yang didapatkan dari waktu tertentu untuk menggunakan peralatan tersebut.
- Harga Buku
Nilai historis yang didapatkan dari harga aktiva, caranya dengan harga perolehan kemudian dikurangi akumulasi penyusutan dalam sepanjang tahun umur ekonomis.
E. Jenis Penyusutan
- Depresiasi
Sebelum tahu cara menghitung penyusutan peralatan kantor, ada beberapa jenis penyusutan yang perlu diketahui. Yang pertama yakni depresiasi yang diaplikasikan pada beberapa aset dengan wujud fisik. Misalnya pada mobil, laptop, mesin fotokopi dan lainnya.
- Deplesi
Deplesi aset yang mengalami penurunan wujud dan habis dalam manfaat maupun fisiknya. Contoh sederhananya yakni sumber daya alam yang dimiliki perusahaan. dalam akuntansi aset ini masuk dalam deplesi.
- Amortisasi
Jika depresiasi berwujud maka Amortisasi tidak memiliki wujud. Contohnya seperti trademark, merek paten, goodwill ataupun franchise. Masanya tidak lebih dari 20 tahun menurut PSAK.
F. Cara Menghitung Penyusutan Peralatan Kantor
Berikut contoh cara menghitung penyusutan peralatan kantor yang masuk dalam depresiasi. Sehingga metode yang bisa digunakan yakni garis lurus.
Misalnya kendaraan untuk mobilisasi dibeli seharga Rp 200 juta dan perkiraan penggunaannya selama 5 tahun. Bisa menggunakan rumus Biaya penyusutan ( biaya perolehan aset – Nilai residu)/ masa manfaat.
Sehingga (Rp 200 juta – 40 juta)/ 5 tahun jumlahnya Rp 32 juta. Dengan metode ini akan lebih fokus pada waktu bukan dari fungsi penyusutan.
Inilah mengapa metode ini lebih banyak digunakan. Saat ini sudah bisa menghitung dengan menggunakan aplikasi akuntansi juga agar lebih mudah.
Dalam bisnis penyusutan pasti terjadi, dengan menghitung depresiasinya Anda bisa meminimalisir risiko perpajakan. Tidak hanya itu Anda juga bisa memaksimalkan penggunaan pada aset yang ada.
Dengan mengetahui cara menghitung penyusutan peralatan kantor, diharapkan perusahaan juga akan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengganti aset.
0 Komentar